Detik berkejaran dengan menit dan jam
Berlari tanpa lelah tanpa garis akhir
Matahari, bintang dan Bulan berputar saling mengisi penggalan hari
Dua Jarum besi terus berjalan maju dan takkan berputar kembali
Sementara sang pohon beranjak tinggi. Menggapai langit biru. Tumbuh dengan indahnya
Walau begitu, dedaunanya terus berguguran seiring dengan perginya matahari
Tumpukan dedaunannya kering dan tak terhembus bayu
Bertumpuk dan bertumpuk semakin tinggi membukit
Apakah yg akan dialami dedaunan ?
Apakah akan terbakar gesek bara kemarau?
Apakah akan membusuk, memuai kembali bersama tanah?
Apakah akan hanyut dipeluk banyu menuju sungai terakhir?
Apakah akan terbang dihembus Angin menuju Timur?
Atau terus bertimbun, meninggi mengejar sang pohon?
Saat angin, api, air dan tanah tak kuasa atas para dedaunan
Saatnya bertanya pada sang pohon
Kuatkah kau melepas mereka?
Sanggupkah rela berpisah?
Terus bertumbuh tinggalkan mereka?
Sang pohon pun terpekur. Lalu mendongak kearah langit biru
Diserunya api dari barat, banyu dari utara, tanah dari selatan dan Bayu dari Timur
Direlakanlah dedaunan nya kepada Sang Empat
Terbakar, Terhanyut, Tertimbun dan Tertiup
Sang Pohon lalu menatap langit biru dan matahari dan terus bertumbuh menggapainya
Arief Rachman, Jakarta, Februari 2014
No comments:
Post a Comment